Analisis Histologi Pelepah Daun Kelapa Kopyor Hibrida (Kopyor dalam Sinumpur (KDS) × Kopyor Genjah Kuning Sinumpur (KGKS)

Penulis

  • Nisa Khoeri Latifah Universitas Muhammadiyah Purwokerto
  • Sisunandar Sisunandar Universitas Muhammadiyah Purwokerto

DOI:

https://doi.org/10.30595/pspfs.v7i.1201

Kata Kunci:

Ikatan Pembuluh Berserat, Kelapa Kopyor, Pelepah Daun, Sklerenkim, Struktur Jaringan

Abstrak

Perbaikan kualitas kelapa kopyor khususnya melalui persilangan belum banyak dilakukan. Di samping memerlukan waktu yang cukup lama, metode deteksi keberhasilan persilangan juga belum banyak dikembangkan. Saat ini metode morfologi sebagai alat deteksi keberhasilan persilangan memiliki keterbatasan sedangkan metode molekuler relatif mahal dan membutuhkan teknologi tinggi. Analisis keberhasilan persilangan secara histologi perlu dilakukan. Penelitian ini bertujuan untuk membandingkan histologi pelepah daun kelapa kopyor hibrida (KDS × KGKS) dengan tetua jantan (KDS) dan tetua betinanya (KGKS). Pelepah daun diisolasi dari dua sampel yaitu bibit kelapa in vitro berumur 9 - 12 bulan setelah tanam dan bibit kelapa ex vitro berumur 8 – 12 bulan pasca aklimatisasi. Preparat penampang melintang pelepah daun dipotong dengan tangan kemudian diwarnai dengan 2% safranin (30 detik) dilanjutkan 1% fastgreen (50 detik). Preparat diamati menggunakan mikroskop Olympus BX51 dan gambar diambil menggunakan kamera Olympus DP74. Gambar yang diperoleh dianalisis menggunakan software ImageJ untuk menghitung jumlah, luas total, dan luas rata- rata sklerenkim, serta jumlah, luas total, dan luas rata-rata ikatan pembuluh berserat (IPB). Data yang diperoleh dianalisis menggunakan ANOVA pada tingkat kepercayaan 95% dilanjutkan dengan uji DMRT. Hasil penelitian menunjukkan tidak ada perbedaan yang signifikan pada struktur histologi antara pelepah daun dari bibit in vitro dan bibit ex vitro. Pelepah daun bibit KDS memiliki jumlah maupun luas total sklerenkim yang lebih tinggi dibandingkan dengan pelepah daun bibit KGKS. Demikian pula bibit kelapa hibrida memiliki pelepah daun dengan jumlah dan luas total sklerenkim yang sama dengan pelepah daun bibit KDS dan lebih tinggi dibandingkan dengan pelepah daun bibit KGKS. Namun demikian, pelepah daun bibit kelapa hibrida tidak menunjukkan perbedaan yang signifikan dalam hal jumlah, luas total dan luas rata-rata IPB dibandingkan dengan bibit KGKS. Hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa analisis histologi pelepah daun dapat dikembangkan lebih lanjut menjadi salah satu kunci identifikasi awal keberhasilan persilangan pada produksi bibit kelapa kopyor hibrida.

Referensi

Azevedo A. O. N., Diego C., Santos P. H., Ramos H. C. C., Boechat M. S. B., Arêdes F. A. S., Ramos S. R. R., Mirizola L. A., Perera L., Aragão W. M., dan Pereira M.G. 2018. Selection of Legitimate Dwarf Coconut Hybrid Seedlings Using DNA Fingerprinting. Crop Breeding and Applied Biotechnology. (18) 409-416.

Foale, M. 2003. The Coconut Odyssey - The Bounteous Possibilities of The Tree of Life. Canberra: Australian Centre for International Agricultural Research- Research Monograph Series.

Nie N., Bent D., dan Hadlai H. 1970. SPSS: Paket statistik untuk ilmu sosial. Michigan University: McGraw-Hill. Nurjayanti, Eka D., dan Awami S. N. 2018. Saluran dan Margin Pemasaran Kelapa Kopyor Di Kecamatan Tayu

Kabupaten Pati. Agronomika. 12 (2).

Padilha, João H. D., Ribeiro A. Z., Steinmacher D., Amano É., dan Quoirin M. 2018. Leaf Histology of Greenhouse Plants, In vitro cultured and Somatic Embryo-Derived Plants of Bactris gasipaes Kunth. Acta Scientarium Biological Sciences. (40) 1-7.

Perera, L. 2010. Hybrid Testing and Variety Identification of Coconut (Cocos nucifera L.) in Sri Lanka Using Microsatellite Markers. Coconut Research and Development Journal. 26 (1).

Perera S. A. C. N., Dissanayaka A. C., dan Herath. 2014. Comparison of the Improved Coconut Hybrid CRIC65 with its Reciprocal Cross and the Parental Varieties for Reproductive Traits. Food and Agriculture. 7 (1 & 2) 11–17.

Prakoso A., Setiado H., dan Putri L. A. 2019. Identification of Morphological Characteristics and Phylogenic Relationship of Several Genotypes of Coconut (Cocos nucifera L.) in Langkat Regency North Sumatera. Agroekoteknologi. 7 (2) 361-367.

Rajesh, Jerard, Preethi, Thomas R. J., dan Anitha K. 2014. Application of RAPD Markers In Hybrid Verification In Coconut. Crop Breeding and Applied Biotechnology. (14) 36-41.

Rasband, W. 2018. Software ImageJ. Bethesda Maryland: National Institutes of Health (NIH).

Salsabillah, K. 2024. Analisis Perbedaan Histologi Pelepah Daun dan Tangkai Buah Beberapa Varietas Kelapa Kopyor (Cocos nucifera L.). Skripsi. Universitas Muhammadiyah Purwokerto.

Setyamidjaja, D. 1984. Bertanam Kelapa. Yogyakarta : Kanisius.

Sisunandar. 2017. Kultur Jaringan Tumbuhan untuk Program Perbaikan dan Konservasi Kelapa di Indonesia.

Prosiding Seminar Nasional Biologi XXIV PBI Manado. Universitas Sam Ratulangi.10-21. Sudarna, N. 1990. Anatomi Batang (Cocos nucifera L.). Penelitian Hasil Hutan. 7 (3) 111-117.

Wardani L., Mahdie F., dan Hadi Y. S. 2014. Struktur dan Dimensi Serat Pelepah Kelapa Sawit- Structure and Dimension Fiber of Oil Palm Frond Lusita. Hutan Tropis. 2 (1) 47-51.

Wicaksono A., Raihandhany R., dan Silva J.T. 2021. Kopyor Versus Macapuno Coconuts: Are These Two Edible Mutants Of Southeast Asia The Same?. Planta. 254 (86).

Zhai S., Horikawa Y., Imai T., dan Sugiyama J. 2013. Anatomical and Mechanical Characteristics Of Leaf-Sheath Fibrovascular Bundles In Palms. International Association of Wood Anatomists. 34 (3) 285–300.

Diterbitkan

2024-09-09

Cara Mengutip

Latifah, N. K., & Sisunandar, S. (2024). Analisis Histologi Pelepah Daun Kelapa Kopyor Hibrida (Kopyor dalam Sinumpur (KDS) × Kopyor Genjah Kuning Sinumpur (KGKS). Proceedings Series on Physical & Formal Sciences, 7, 54–60. https://doi.org/10.30595/pspfs.v7i.1201