Perbandingan Produksi Bawang Merah Varietas Bima Brebes pada Dua Jenis Tanah dengan Perbedaan Tingkat Kemasaman
DOI:
https://doi.org/10.30595/pspfs.v4i.476Kata Kunci:
Bawang Merah (Aiiium cepa L.), Tanah, Netral, Masam, HaraAbstrak
Salah satu komoditas hortikultura yang memiliki nilai ekonomi yang tinggi adalah bawang merah. Produksi bawang merah nasional yang masih rendah disebabkan karena rentannya bawang merah terhadap cuaca, hama dan penyakit, bawang merah juga gampang rusak dan mengalami susut bobot tinggi. Penelitian ini bertujuan membandingkan produksi umbi bawang merah varietas Bima Brebes pada dua jenis lahan dengan perbedaan tingkat kemasaman tanah. Penelitian dilaksanakan di Instalasi Penelitian dan Pengkajian Teknologi Pertanian Banyakan, Bantul, Yogyakarta pada bulan Maret-Mei 2022. Dua jenis lahan dengan perbedaan tingkat kemasaman diamati pengaruhnya terhadap hasil umbi bawang merah, yaitu Lahan dengan pH netral (N), dan Lahan dengan pH tanah bersifat masam (M). Pengamatan meliputi berat umbi basah per tanaman, jumlah umbi per tanaman, produksi per m2 dan produksi per hektar dengan menggunakan 24 tanaman sampel untuk setiap perlakuan dan diuji dengan menggunakan uji t. Rerata berat umbi basah pada lahan dengan pH netral sebesar 68,2 g/tanaman nyata lebih tinggi dibandingkan tanah dengan sifat masam yang hanya mencapai 47 g/tanaman. Demikian pula jumlah umbi bawang merah pada lahan dengan pH netral sebanyak 9,25 umbi nyata lebih tinggi dibandingkan tanah dengan sifat masam yang hanya mencapai 7,25 umbi. pH tanah mempengaruhi keseimbangan hara dan ketersediaannya untuk tanaman. Pada tanah yang bersifat masam beberapa hara menjadi berkurang kelarutannya dalam tanah dan tidak tersedia bagi tanaman. Sebaliknya pada pH tanah yang netral sebagian besar hara dalam keadaan tersedia bagi tanaman sehingga memungkinkan tanaman menyerap hara lebih optimal yang berpengaruh pada proses fotosintesis dan pembentukan umbi bawang merah
Referensi
Abdissa, Y, Tekallign, T & Pant, LM 2011, Growth, bulb yield, and quality of onion (Allium cepa L.) as influenced by nitrogen and phosphorus fertilization on vertisol., I., growth attributes, biomass production and bulb yield, Afr. J. Agric. Res, vol. 6, no. 14, pp. 3252-8
Aliudin, Yuliarni, AN & Tampubolon, M 1992, Frekuensi pemberian pupuk N pada dua kultivar tanaman bawang putih, Bul. Panel. Hort., vol. 21, no. 4, hlm. 15-22.
Badan Pusat Statistik (BPS). 2018. Statistik Perdagangan Luar Negeri Indonesia: Impor. Badan Pusat Statistik, Jakarta - Indonesia. http:// www. bps.go.id
Foth, H.D.1990. Fundamentals of Soil Sciences. 8th Edition. John Wiley and Sons.
Kartapradja R, PS Sartono. 1990. Percobaan varietas bawang merah di Sukamandi. Bul. Penel. Hort. 18 (2): 57-60.
Maemunah dan Nurhayati. 2012.Vigor Kekuatan Tumbuh (VKT) Benih Bawang Goreng Lokal Palu Terhadap Kekeringan. J.Agrivigor 11(1):8-16.
Maemunah dan M.S.Saleh. 2007. Potensi Pengembangan dan Hasil Penelitian Bawang Merah Unggulan Sulawesi Tengah. Prosiding Hasil-Hasil Penelitian dan Pengembangan Sulawesi Tengah.
Nasreen, S, Haque, MM, Hosain, MA & Farid, ATM 2007, ‘Nutrient uptake and yield of onion as influenced by nitrogen and sulphur fertilization. Bangladesh’, J. Agril. Res., vol. 32, no. 3, pp. 413-20.
Unduhan
Diterbitkan
Cara Mengutip
Terbitan
Bagian
Lisensi
Hak Cipta (c) 2022 Proceedings Series on Physical & Formal Sciences
Artikel ini berlisensi Creative Commons Attribution 4.0 International License.