Perubahan Komposisi Gulma Pada Pertanaman Okra dengan Jarak Tanam dan Frekuensi Penyiangan Berbeda
DOI:
https://doi.org/10.30595/pspfs.v5i.724Kata Kunci:
Okra, Gulma, Daun Lebar, Rerumputan, TekianAbstrak
Okra adalah tanaman yang bermanfaat untuk sayur, bahan baku industri dan pengobatan. Salah satu faktor yang dapat menurunkan kuantitas dan kualitas hasil adalah tumbuhnya gulma yang bersaing dengan tanaman dalam mendapatkan sinar matahari, air, dan unsur hara sehingga harus dikendalikan. Cara pengendalian gulma diantaranya adalah dengan pengaturan jarak tanam dan penyiangan. Penelitian bertujuan untuk mengetahui perubahan komposisi gulma pada pertanaman okra dengan jarak tanam dan frekuensi penyiangan berbeda. Penelitian merupakan percobaan faktorial dua faktor dengan menggunakan rancangan acak kelompok lengkap diulang tiga kali. Faktor pertama adalah jarak tanam, terdiri dua level, yaitu 40 cm x 40 cm dan 40 cm x 60 cm. Faktor kedua adalah frekuensi penyiangan terdiri empat level, yaitu penyiangan 1 kali (2 minggu setelah tanam/MST), penyiangan 2 kali (2 dan 4 MST), penyiangan 3 kali (2, 4 dan 6 MST), dan penyiangan 4 kali (2, 4, 6 dan 8 MST). Perubahan komposisi gulma diamati dengan melakukan analisis vegetasi sebelum olah tanah, umur 2 MST, umur 4 MST, umur 6 MST, dan umur 8 MST. Hasil penelitian menunjukkan terjadi perubahan komposisi gulma akibat perlakuan jarak tanam dan frekuensi penyiangan. Gulma yang mendominasi lahan sebelum perlakuan adalah dari golongan daun lebar (Hedyotis corymbosa dan Cleome viscosa), setelah perlakuan gulma yang mendominasi semua perlakuan berubah menjadi golongan rerumputan (Eleusine indica) yang sebelumnya tidak dijumpai di lahan. Pergeseran komposisi gulma juga terjadi pada golongan tekian. Gulma tekian yang dijumpai sebelum perlakuan sampai dengan umur 6 MST, pada umur 8 MST sudah tidak tumbuh lagi.
Referensi
Abadi, I. J., Sebayang, H. T., & Widaryanto, E. (2013). Pengaruh Jarak Tanam dan Teknik Pengendalian Gulma pada Pertumbuhan dan Hasil Tanaman Ubi Jalar (Ipomoea batatas L.). Jurnal Produksi Tanaman, 1(2), 8–16.
Adzanni, F. (2016). Pengaruh Frekuensi Penyiangan Gulma terhadap Pertumbuhan dan Hasil Beberapa Varietas Kedelai (Glycine max (L.) Merr.) Umur Dalam di Daerah Dataran Sedang. Skripsi. Universitas Muhammadiyah Purwokerto. Purwokerto.
Akanbi, W. B., Togun, A. O., Adediran, J. A., & Ilupeju, E. A. O. (2010). Growth, Dry Matter and Fruit Yields Components of Okra under Organic and Inorganic Sources of Nutrients. Journal of Sustainable Agriculture, 4(1), 1–13.
Arini, N. (2021). Identifikasi Komposisi dan Dominansi Gulma pada Lahan Terbuka dan Ternaungi di Lahan pasir Pantai Samas, Kabupaten Bantul, Yogyakarta. Seminar Nasional Dalam Rangka Dies Natalis Ke-45 UNS , 601–608.
Barberi, P. (2003). Preventive and Cultural Methods for Weed Management. In R. Labrada (Ed.), FAO Plant Production and Protection Paper: Weed Management for Developing Countries. Food and Agricultural Organization of the United Nations.
Beets, W. C. (1982). Multiple Cropping and Tropical Farming Systems. Gower Publishing Company Limited.
Hasanuzzaman, M. (2015). Crop - Weed Competition. Department of Agronomy Sher-e-Bangla Agricultural University.
Henry. (2010). Pengendalian Gulma secara Kimiawi. Institut Pertanian Bogor.
Hossain, M. A., Karim, M. F., & Maniruzzaman, A. F. M. (1990). Response of Summer Mungbean to Levels of Field Management. J. Application Agriculture, 5(2), 289–292.
Ichsan, M. C., Riskiyandika, P., & Wijaya, I. (2015). Respon Produktifitas Okra (Abelmoschus esculentus) terhadap Pemberian Dosis Pupuk Petroganik dan Pupuk N. Agritrop Jurnal Ilmu-Ilmu Pertanian, 14(1).
Indrayanti, L. A. (2010). Pengaruh Jarak Tanam dan Jumlah Benih terhadap Pertumbuhan Vegetatif Jagung Muda. Jurnal Media Sains, 2(2).
Lestariarti, G. (2017). Pengaruh Jarak Tanam dan Jumlah Benih per Lubang Tanam terhadap Pertumbuhan dan Hasil Kacang Tanah (Arachis hypogeae L.).
Marsal, D., Wicaksono, K. P., & Widaryanto, E. (2015). Dinamika Perubahan Komposisi Gulma pada Tanaman Tebu Keprasan di Lahan Sistem Reynoso dan Tegalan. Jurnal Produksi Tanaman, 3(1), 81–90.
Moenandir, J. (1988). Pengantar Ilmu dan Pengendalian Gulma (Ilmu Gulma - Buku 1). Rajawali Press.
Murrinie, E. D. (2010). Pergeseran Gulma dan Hasil Kacang Tanah pada Tumpanggilir Kacang Tanah dan Jagung. Jurnal Sains Dan Teknologi , 3(1), 112–123.
Murrinie, E. D. (2011). Analisis Pertumbuhan Tanaman Kacang Tanah dan Pergeseran Komposisi Gulma pada Frekuensi Penyiangan dan Jarak Tanam yang Berbeda. Jurnal Sains Dan Teknologi Lembaga Penelitian Universitas Muria Kudus, 4(1), 63–78.
Palaniappan, S. P. (1985). Cropping Systems in the Tropics: Principles and Management. Willey Eastern Ltd.
Sitepu, B. H., Ginting, S., & Mariati. (2013). Respon Pertumbuhan dan Produksi Bawang Merah (Allium ascalonium L. Var. Tuk Tuk) Asal Biji terhadap Pemberian Kalium dan Jarak Tanam. Jurnal Online Agroekoteknologi, 1(3), 711–724.
Tjitrosoedirdjo, S., Utomo, I. H., & Wiroatmodjo, J. (1984). Pengelolaan Gulma di Perkebunan. Gramedia Pustaka Utama.
Widayat, D., & Purba, C. O. (2015). Produktivitas dan Kehilangan Hasil Tanaman Padi (Oryza sativa L.) Kultivar Ciherang pada Kombinasi Jarak Tanam dengan Frekuensi Penyiangan Berbeda. Jurnal Kultivasi, 14(1), 17–24.
Wulandari, R., Suminarti, N. E., & Sebayang, H. T. (2016). Pengaruh Jarak Tanam dan Frekuensi Penyiangan Gulma pada Pertumbuhan dan Hasil Tanaman Bawang Merah (Allium ascalonicum). Jurnal Produksi Tanaman, 4(7), 547–553.
Unduhan
Diterbitkan
Cara Mengutip
Terbitan
Bagian
Lisensi
Hak Cipta (c) 2023 Proceedings Series on Physical & Formal Sciences
Artikel ini berlisensi Creative Commons Attribution 4.0 International License.