Kekerasan dalam Novel Teruslah Bodoh Jangan Pintar Karya Tere Liye: Perspektif Johan Galtung

Authors

  • Ervidina Nastiti Karya Dewi Universitas Sanata Dharma
  • Yoseph Yapi Taum Universitas Sanata Dharma
  • Christina Astrilinda Purnomo Universitas Sanata Dharma

DOI:

https://doi.org/10.30595/pssh.v20i.1383

Keywords:

Novel, Tere Liye, Kekerasan, Johan Galtung, Keadilan

Abstract

Novel adalah sebuah karya sastra hasil kreativitas seorang pengarang berasal dari perpaduan imajinasi dengan realitas sekitar penulis tersebut, menghasilkan sebuah dunia baru yang memuat kehidupan para karakternya. Makalah ini bertujuan untuk menganalisis berbagai bentuk-bentuk kekerasan yang terdapat dalam novel Teruslah Bodoh Jangan Pintar karya Tere Liye dengan menggunakan perspektif teori kekerasan Johan Galtung. Mengadopsi pendekatan mimetik dari paradigma M.H. Abrams, penelitian ini mengeksplorasi representasi kekerasan langsung, struktural, dan budaya yang dihadirkan dalam teks novel tersebut. Model kekerasan Galtung memberikan kerangka konseptual yang memungkinkan pemahaman yang lebih mendalam tentang dinamika kekerasan, termasuk peran pelaku, korban, serta dampaknya terhadap hubungan sosial dan lingkungan. Dengan menggunakan teori kekerasan Galtung, makalah ini menunjukkan bahwa karya sastra tidak hanya mencerminkan realitas sosial, tetapi juga mampu menyampaikan kritik tajam terhadap struktur kekuasaan dan ketidakadilan yang terjadi dalam masyarakat. Hasil penelitian ini memperlihatkan bahwa dalam novel Teruslah Bodoh Jangan Pintar karya Tere Liye terdapat lapis-lapis kekerasan yang terdiri dari kekerasan langsung, struktural, dan budaya yang dialami tokoh-tokohnya. Pemahaman ini berkontribusi dalam mencegah kekerasan di masyarakat melalui analisis karya sastra yang mendalam terhadap akar penyebab dan dampak kekerasan.   

References

Abrams, M. H. 1981. Teori Pengantar Fiksi. Yogyakarta: Hanindita Graha Wida.

Adlini, M. N., Dinda, A. H., Yulinda, S., Chotimah, O., & Merliyana, S. J. (2022). Metode Penelitian Kualitatif Studi Pustaka. Edumaspul: Jurnal Pendidikan, 6(1), 974–980. https://ummaspul.ejournal.id/maspuljr/article/download/3394/1177/

Damanik, Y., Wuriyani, E. P., & Daulay, M. A. J. (2024). Perjuangan Perempuan Pada Novel Teruslah Bodoh Jangan Pintar Karya Tere Liye (Kajian Ekofeminisme). Perspektif: Jurnal Pendidikan dan Ilmu Bahasa, 2(3), 270—286. https://doi.org/10.59059/perspektif.v2i3.153

Damono, S. D. (2006). Pengarang, Karya Sastra dan Pembaca. LINGUA, 1(1), 22–37. https://doi.org/10.18860/ling.v1i1.540

Diana, U. M. (2024). Analisis Nilai Moral dalam Novel “Teruslah Bodoh Jangan Pintar” Karya Tere Liye (Kajian Sosiologi Sastra). [Skripsi, Universitas Borneo Tarakan]. Repository Universitas Borneo Tarakan. https://repository.ubt.ac.id/repository/UBT26-06-2024-124110.pdf

Eriyanti, L. D. (2017). Pemikiran Johan Galtung tentang Kekerasan dalam Perspektif Feminisme. Jurnal Hubungan Internasional, 6(1), 27–37. https://doi.org/10.18196/hi.61102

Galtung, J. 1969. “Violence, Peace, and Peace Research”. Journal of Peace Research, 6(3), 167–191.

________. 1990. “Cultural Violence". Journal of Peace Research, 27(3), 291–305.

Humam, E. 2022. Biografi Tere Liye, Penulis Serba Bisa Indonesia. Diambil pada 27 September 2024 dari https://www.gramedia.com/best-seller/biografi-tere-liye/

Liye, T. (2024). Teruslah Bodoh Jangan Pintar. Jawa Barat: PT. Sabak Grip Nusantara.

Ratna, N. K. 2004. Teori, Metode, dan Teknik Penelitian Sastra dari Strukturalisme hingga Poststrukturalisme. Jakarta: Pustaka Pelajar.

Setiawati, V. S., Adji, F. T., & Adji, S. E. P. (2022). Kekerasan dalam Novel Dari Dalam Kubur Karya Soe Tjen Marching: Perspektif Johan Galtung. Bastrindo: Kajian Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, 3(2), 171–179. https://doi.org/10.29303/jb.v3i2.827

Simaremare, J., Santoso, G., Rantina, M., & Asbari, M. (2023). Sastra Menjadi Pedoman Sehari-hari Telaah Singkat Karya Sastra Menurut Para Ahli. Jupetra: Jurnal Pendidikan Transformatif, 2(3), 57–60. https://doi.org/10.9000/jpt.v2i3.238

Sugiyono. 2016. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. Bandung: PT Alfabeta.

Taum, Y. Y. (2017). Kritik Sastra Diskursif: Sebuah Preposisi [Makalah Seminar]. Prosiding Seminar Nasional Kritik Sastra 2017 “Kritik Sastra yang Memotivasi dan Menginspirasi”, Jakarta, Indonesia.

Downloads

Published

2024-11-30

How to Cite

Dewi, E. N. K., Taum, Y. Y., & Purnomo, C. A. (2024). Kekerasan dalam Novel Teruslah Bodoh Jangan Pintar Karya Tere Liye: Perspektif Johan Galtung. Proceedings Series on Social Sciences & Humanities, 20, 320–326. https://doi.org/10.30595/pssh.v20i.1383

Most read articles by the same author(s)