Kearifan Lokal, Batik Sokaraja sebagai Salah Satu Warisan Budaya dalam Pendidikan dengan Penerapan kegiatan P5 di SMP Negeri 2 Sokaraja tahun 2024
DOI:
https://doi.org/10.30595/pssh.v19i.1356Kata Kunci:
Local Wisdom, Sokaraja Batik, Cultural Heritage, P5Abstrak
Kearifan lokal Batik Sokaraja merupakan warisan budaya yang kaya akan nilai historis dan artistik, serta menjadi simbol identitas bagi masyarakat Banyumas, Jawa Tengah. Dalam konteks pendidikan, Batik Sokaraja dapat dijadikan sebagai media untuk memperkuat identitas budaya dan membentuk karakter siswa. Penerapan kegiatan Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila (P5) merupakan salah satu cara efektif untuk mengintegrasikan kearifan lokal Batik Sokaraja dalam kurikulum sekolah. Melalui P5, siswa tidak hanya memperoleh pengetahuan teoretis tentang Batik Sokaraja, tetapi juga terlibat langsung dalam proses pembuatan dan pelestarian batik, serta memahami nilai-nilai budaya yang terkandung di dalamnya, seperti kerja keras, kreativitas, dan kebersamaan. Studi ini membahas pentingnya Batik Sokaraja dalam pendidikan, strategi implementasi P5, serta dampak positifnya terhadap pembentukan karakter dan identitas budaya siswa. Penelitian ini menjelajahi penerapan kearifan lokal, khususnya Batik Sokaraja, sebagai salah satu Warisan Budaya dalam Pendidikan melalui kegiatan Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila (P5) di SMP Negeri 2 Sokaraja tahun 2024. Dengan menggunakan pendekatan kualitatif dan studi kasus, penelitian ini bertujuan untuk memahami dampak kegiatan P5 dalam memperkuat identitas budaya siswa dan menjaga warisan budaya lokal. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kegiatan P5 tidak hanya memberikan pengalaman belajar yang bermakna bagi siswa, tetapi juga membantu memperkuat rasa kebanggaan terhadap warisan budaya mereka, membentuk karakter siswa, dan memperdalam keterhubungan antara sekolah dan komunitas lokal. Temuan ini menyoroti pentingnya integrasi kearifan lokal dalam kurikulum pendidikan untuk memperkaya pengalaman belajar siswa dan melestarikan warisan budaya bagi generasi mendatang. Langkah-langkah ini memiliki implikasi penting dalam pembentukan identitas budaya siswa dan pembangunan masyarakat yang berwawasan luas. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kegiatan P5 mampu meningkatkan apresiasi siswa terhadap Batik Sokaraja, membentuk sikap dan perilaku yang sesuai dengan nilai-nilai Pancasila, serta memperkuat ikatan sosial dalam komunitas sekolah. Integrasi kearifan lokal melalui P5 tidak hanya berkontribusi pada pelestarian budaya, tetapi juga pada pengembangan pribadi siswa yang berkarakter dan berwawasan luas.
Referensi
Astuti, R. (2021). Pelestarian Batik sebagai Warisan Budaya Tak Benda. Jurnal Kebudayaan Indonesia, 15(2), 145-160.
Batik Sokaraja. (2024). Sejarah dan Filosofi Batik Sokaraja. Diakses dari https://www.batiksokaraja.com
Dewantara, K. H. (2019). Pendidikan dan Kebudayaan. Jakarta: Balai Pustaka.
Dinas Pendidikan Kabupaten Banyumas. (2023). Laporan Tahunan Pendidikan SMP Negeri 2 Sokaraja. Banyumas: Dinas Pendidikan Kabupaten Banyumas.
Geertz, C. (1973). The Interpretation of Cultures. New York: Basic Books.
Haryanto, S. (2015). Batik: Warisan Budaya Indonesia. Yogyakarta: Andi Publisher.
Kemdikbud RI. (2022). Penguatan Pendidikan Karakter Melalui Kearifan Lokal. Diakses dari https://www.kemdikbud.go.id
Kemendikbud. (2020). Pedoman Implementasi Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila (P5). Jakarta: Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.
Poespowardojo, S. (1992). Filsafat Pancasila Menurut Bung Karno. Jakarta: Penerbit Universitas Indonesia.
Rahmawati, E., & Widodo, T. (2022). Integrasi Kearifan Lokal dalam Kurikulum Pendidikan Karakter. Jurnal Pendidikan Karakter, 10(1), 89-104.
Suryadarma, D. (2020). Batik Indonesia: Sejarah, Filosofi, dan Budaya. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.
Susanto, A. (2020). Penguatan Pendidikan Karakter melalui Kearifan Lokal. Jurnal Ilmu Pendidikan, 25(3), 220-233.
UNESCO. (2019). Batik as Intangible Cultural Heritage of Humanity. Diakses dari https://www.unesco.org
Yuliani, D. (2018). Pendidikan Berbasis Kearifan Lokal: Studi Kasus di Jawa Tengah. Jurnal Pendidikan dan Kebudayaan, 14(1), 75-90.
Unduhan
Diterbitkan
Cara Mengutip
Terbitan
Bagian
Lisensi
Hak Cipta (c) 2024 Proceedings Series on Social Sciences & Humanities
Artikel ini berlisensi Creative Commons Attribution 4.0 International License.